Endah Hayuning

Pagi ini, selepas sholat subuh, persiapan perjalanan menuju Paiton dimulai. Mandi, packing bekal untuk Afifan, dan siap berangkat. Perjalanan dengan bis umum kali ini berjalan lancar, alhamdulillah, jam 8.07 sudah sampai di terminal Probolinggo. Sembari menunggu jemputan Kakak, narsis dulu deh.

Cerita yang terlupa dari bulan Mei kemarin. Jadi saya ikutan sebuah event menulis yang diselenggarakan Media Teen Press. membuat sebuah tulisan dengan tema 'Aku Ingin Jadi Penulis' hehe, ini sih pas banget, ada banyak ide yang tadinya mau ditulis. Namun karena keterbatasan waktu, akhirnya sebuah cerpen sederhana yang dapat dikirimkan. itupun sudah mendekati DL. Ga papa lah, namanya juga mencoba sesuatu yang baru. Memberanikan diri mengirim karya itupun sudah menjadi prestasi buat saya. Dan alhamdulillah pada saat pengumuman, ada namaku di sana. Cerita ini mengambil latar belakang kisah nyata, perjuangan kakakku melawan kanker Nasofaring yang menggerogoti badannya. Untaian doa selalu kupanjatkan untukmu mas Bambang Surya Hadi.

Tak akan pernah putus curahan cinta Ia berikan.  Tak akan pernah habis rangkaian kasih Ia rajutkan.  Tak lekang oleh waktu semua perhatian yang terus menggema. Duhai Bunda, menyebut namamu hadirkan selaksa hangat di dada.  Bayangan senyummu hadirkan teduhnya rasa.  Dan belai lembutmu selalu mampu hapuskan lara ... ********* Hmm, mau lanjut membacanya?? Sabar yah. Sepenggal cerita diatas, apakah cukup membuat Anda penasaran?? Tunggu versi lengkapnya yah ;)

Bukan bermaksud menolak kesempatan berharga untuk hadir di sebuah acara akbar untuk para pelaku UKM. Terlebih acara ini disponsori oleh Google Indonesia dan Kibar, namun saya lebih berpegang pada hati nurani. Karena tertulis dengan jelas di email pemberitahuan bahwa: "Kami memprioritaskan slot untuk peserta yang belum pernah hadir di GAPURA, karena topiknya tidak jauh berbeda dengan GAPURA sebelumnya" Dengan mengkonfirmasi pengunduran diri sebagai peserta, saya berharap slot peserta lebih berguna untuk teman-teman UKM yang lain. Pelajaran berharga untuk saya, agar bisa selalu menghargai hak dan memberikan kesempatan kepada orang lain mendapatkan informasi yang bermanfaat. Berbuat benar, sekecil apapun, dimanapun tempatnya.

Detik ini sepuluh tahun yang silam Hening suasana meliputi semesta Semua bicara lewat sorot mata Karena itu jauh lebih bermakna Kalahkan barisan kalimat yang tertata Bahkan raut muka ikut berkata Tiba saatnya Keikhlasan hati melepas pergi Demi cinta sang buah hati Untuk meniti perjalanan suci Guna sempurnakan separuh dien Dan sesungguhnya, Gemuruh memenuhi relung jiwaku Gemetar dalam dada hadirkan ragu Sudah benarkah keputusanku Tak salahkah pilihanku Detik itu Bapak dan Ibu tetap berikan senyum, pelukan hangat merengkuh jiwa dan raga, meski sesungguhnya mereka tak rela melepaskan, meski sesungguhnya mereka tak mau terpisahkan, Namun mereka sadar dan yakin bahwa inilah yang terbaik untuk putrinya And then our journey just began Living the life, loving the live Giving all the best for the love Only Allah as a reason Hopefully will be everlasting 'Till the eternal life

Tanggal 20 Maret Sepuluh tahun yang lalu Suasana sore di rumah terlihat semarak Dari halaman depan, ruang tamu, ruang keluarga hingga ke dapur Tak terkecuali kamar mungilku Hangat dengan kehadiran dua sahabat, teman semasa kuliah yang sangat kusayang Malam itu terasa begitu panjang, Bertiga saling berbagi cerita, berbagi rasa, dan mengenang semua kenangan bersama Meski demikian, Seperti ada yang tak terungkap Ada sesuatu yang tak mampu terucap Hanya mampu tunjukkan isyarat Ingin terus berjalan bergandengan Tak sanggup untuk pergi berpisah Karena, Tanpa hadirmu tak akan lengkap Perpisahan ini buatku kalap Jangan biarkan bayangmu lenyap Beri kesempatan agar terus kutatap Sorot mata itu, senyum manismu, gelak tawa renyahmu, Kerlingan sejuta makna darimu, Dan semua tentangmu, tentang kita, tentang semuanya Terimakasih sahabat, Atas waktu, perhatian, dan doa kalian Atas kepercayaan, keyakinan, dan pendampingan Atas pengusir sedih yang kau berikan, La Tah