Endah Hayuning

Detik ini sepuluh tahun yang silam Hening suasana meliputi semesta Semua bicara lewat sorot mata Karena itu jauh lebih bermakna Kalahkan barisan kalimat yang tertata Bahkan raut muka ikut berkata Tiba saatnya Keikhlasan hati melepas pergi Demi cinta sang buah hati Untuk meniti perjalanan suci Guna sempurnakan separuh dien Dan sesungguhnya, Gemuruh memenuhi relung jiwaku Gemetar dalam dada hadirkan ragu Sudah benarkah keputusanku Tak salahkah pilihanku Detik itu Bapak dan Ibu tetap berikan senyum, pelukan hangat merengkuh jiwa dan raga, meski sesungguhnya mereka tak rela melepaskan, meski sesungguhnya mereka tak mau terpisahkan, Namun mereka sadar dan yakin bahwa inilah yang terbaik untuk putrinya And then our journey just began Living the life, loving the live Giving all the best for the love Only Allah as a reason Hopefully will be everlasting 'Till the eternal life

Tanggal 20 Maret Sepuluh tahun yang lalu Suasana sore di rumah terlihat semarak Dari halaman depan, ruang tamu, ruang keluarga hingga ke dapur Tak terkecuali kamar mungilku Hangat dengan kehadiran dua sahabat, teman semasa kuliah yang sangat kusayang Malam itu terasa begitu panjang, Bertiga saling berbagi cerita, berbagi rasa, dan mengenang semua kenangan bersama Meski demikian, Seperti ada yang tak terungkap Ada sesuatu yang tak mampu terucap Hanya mampu tunjukkan isyarat Ingin terus berjalan bergandengan Tak sanggup untuk pergi berpisah Karena, Tanpa hadirmu tak akan lengkap Perpisahan ini buatku kalap Jangan biarkan bayangmu lenyap Beri kesempatan agar terus kutatap Sorot mata itu, senyum manismu, gelak tawa renyahmu, Kerlingan sejuta makna darimu, Dan semua tentangmu, tentang kita, tentang semuanya Terimakasih sahabat, Atas waktu, perhatian, dan doa kalian Atas kepercayaan, keyakinan, dan pendampingan Atas pengusir sedih yang kau berikan, La Tah